
FIGHTER

Sebagai seorang remaja yang bertumbuh menjadi dewasa, tentu mengalami banyak pergolakan dalam dirinya untuk menemukan jati diriya. Sikap dan perilaku remaja banyak dipengaruhi oleh sekitarnya, sejawat, teknologi informasi dan lain lain. Remaja saat ini tidak bisa dijauhkan dari teknologi informasi komunikasi, media sosial, gaya hidup. Penggunaan gadget telah banyak menyita waktu para remaja hingga sampai mempegaruhi proses belajarnya.
Kegiatan fisik remaja jaman sekarang telah teralihkan kepada permainan game online dan sebagainya bahkan membuat remaja kecanduan. Seorang remaja sering marah marah karena kalah main game online dan akhirnya bunuh diri. https://radarbromo.jawapos.com/kraksaan/1001632634/sering-marah-saat-main-game-online-remaja-di-gading-bunuh-diri-
Mungkin tidak sedikit remaja yang mengalami gangguan emosi oleh karena pengaruh penggunaan gadget, termasuk remaja Kristen. Remaja sering kali merasa gagal, jengkel bahkan putus asa jika kalah dalam game online, sebaliknya justru mereka merasa nyaman nyaman saja ketika melakukan kesalahan atau dosa.
Dalam ibadah pelajar se-kota Semarang yang diselenggarakan oleh gereja JKI Higher Than Ever ( HTE), pada hari Jumat, 25 Agustus 2023 yang lalu, dengan tema “ FIGHTER” Pastor Shodam menjelaskan bahwa dalam hidup kita akan selalu menemukan persoalan, masalah masalah dalam segala aspek, salah satunya adalah masalah pergolakan emosi dan moral.
Pastor Shodam mengutip Kisah Para Rasul 8:32 yang berbunyi demikian, “Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya”. Ayat ini menceritakan bagaimana Tuhan Yesus menyelesaikan tugasnya untuk menyelamatkan kita manusia dari dosa tidak dengan kekerasan, melainkan seperti domba yang kelu dengan kata lain menutup mulut. Tuhan Yesus menerima semuanya sebagai sesuatu yang harus ditanggungNya. Dari sini, kita bisa meneladani Tuhan Yesus yaitu ketika kita diejek, dihina, dicemooh dan segala macam, pilihlah untuk tetap diam seperti domba yang kelu tadi. Kemudian kita akan berpikir jika kita diam, bagaimana jika kita malah lebih diinjak-injak lagi? Apabila kita terus diam, orang yang mengejek kita lama kelamaan akan berpikir bahwa kita tidak asyik dan akan merasa bosan karena kita tidak merespon apa-apa. Berbeda ketika kita memilih untuk menanggapinya, mereka justru akan lebih senang dan semakin menggoda kita terus-menerus.
Matius 11:29 yang berbunyi, “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah pada-Ku, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan”. Dalam ayat ini, Tuhan mengajak kita untuk belajar daripada-Nya sebab Ia lemah lembut dan rendah hati. Dua kepribadian ini adalah senjata Tuhan dalam melakukan tugasnya, Ia bisa mengendalikan kuasa-Nya supaya tidak bersikap seenaknya sendiri.
Yohanes 10:10 berkata, “Pencuri datang hanya untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan”. Ayat ini menunjukkan bahwa iblis selalu berlawanan dengan Tuhan. Cara kita berjuang dalam Tuhan itu bukan dengan tawuran dan sebagainya, melainkan tunjukkan bahwa kita orang Kristen juga bisa bersikap seperti bagaimana yang kita pelajari dalam firman Tuhan supaya orang juga bisa melihat Kristus di dalam diri kita.
Korintus 10:3-4 yang berkata demikian, “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng”. Jadi senjata yang kita gunakan adalah senjata ilahi yang bertentangan dengan segala hal duniawi.
Kolose 3:5-6 yang berbunyi, “Karena itu matikanlah dalam dirimu segala sesuatu yang duniawi, yaitu percabulan, kenajisan, hawa nafsu, nafsu jahat dan juga keserakahan, yang sama dengan penyembahan berhala, semuanya itu mendatangkan murka Allah [atas orang-orang durhaka].” Ayat ini merupakan perintah supaya kita bisa mengendalikan diri kita dari segala sesuatu yang duniawi, terlebih hawa nafsu kita.
Lukas 9:23 menyatakan demikian, “Kata-Nya kepada mereka semua: ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku”. Sebagai orang percaya yang mau mengikut Allah, kita memiliki beberapa syarat antara lain adalah menyangkal diri, memikul salib, dan mengikut Allah. Menyangkal diri yang berarti mengutamakan kehendak Allah daripada kehendak duniawi diri kita sendiri. Memikul salib berarti kita rela dicemooh bahkan disakiti karena percaya kepada Kristus. Dan yang terakhir, mengikut Allah berarti kita harus setia mengikut-Nya dari awal sampai akhir. Tiga hal ini adalah hal utama yang harus diperjuangkan untuk hidup dalam Kristus.
Ayat terakhir yang juga merupakan ayat emas diambil Lukas 13:24 berbunyi demikian, “Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: ”Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat”. Banyak orang yang lebih memilih jalan yang lebar dan tidak sesak untuk menjalani hidup, padahal ketika kita memilih hidup di jalan yang sesak, itu berarti kita juga menyangkal daging kita. Walaupun melewati jalan yang sesak, kita harus tetap senantiasa berjuang sampai akhir untuk mengikut Tuhan.
Dalam kegiatan tersebut SMK Yayasan Pharmasi mengikutsertakan beberapa siswa yang beragama Kristen untuk mengikuti serangkaian ibadah tersebut di bawah bimbingan bapak Otto Roberto S, S.Th. Semoga dengan mengikuti ibadah tersebut siswa siswa SMK Yayasan Pharmasi mampu menghadapi dan menyelesaikan permasalahan dan pergolakan hidup dengan baik dan mampu menemukan jati dirinya.


